Sabtu, 28 Mei 2011

In Memoriam : Si Ijo


Sudah lama saya ingin menulis kenangan bersama Si Ijo, mobil Jimmy Katana GX tahun 1996. Kata-kata yang tidak mampu saya ucapkan ketika dia akhirnya pergi meninggalkan garasi berpintu hijau itu. Ryan dengan bahasa tubuh yang was-was, mengikuti setiap langkah Pak Erawan, pemilik baru Si Ijo. Khawatir mobilnya dibawa pergi. Dan memang siang itu, si Ijo langsung dibawa pergi. Mata Ryan menelangsa, saya tidak tahu apakah dia sedang belajar menghadapi perpisahan?. Saya mengelus pantat si Ijo untuk terakhir kalinya, dan berkata maaf dan terima kasih… semoga kita bertemu dijalan..

Rencana menjual Si Ijo, sebenarnya sudah dari jauh-jauh hari. Si Ijo sudah tidak muat dengan rombongan kami yang populasinya semakin bertambah dan dengan peralatan yang bertambah pula. Namun selalu bisa ditunda, ah kondisinya masih bagus, ah kalau pergi ramai-ramai kita sewa mobil saja. Sewa mobil sangat mudah di Bali dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Namun lama-kelamaan, kebutuhan akan ruang tidak bisa dihindari dan sangat tidak nyaman. Dengan pertimbangan itulah, akhirnya diputuskan untuk melepas si Ijo untuk membeli yang baru.

Kebetulan waktu itu seorang saudara hendak menjemput anaknya yang bermain dirumah dengan Ryan. Iseng-iseng saya bilang akan jual mobil. Nah, mulai dari dialah simpul simpul pembeli berdatangan. Ada sekitar 6 pembeli yang datang dengan harga penawaran yang bervariasi. Pada waktu itu ada calon pembeli yang cocok, seorang kakek berusia 68 tahun. Dia penggemar Katana, meski dirumahnya ada beberapa mobil mewah keluaran terbaru.  Dia rencananya membeli Katana ini untuk dirinya, selain itu juga untuk supir yang antar jemput cucunya di sebuah SD swasta di Denpasar. Lama bapak ini tidak berkabar. Ketika ibu menelpon, dia memberitahu sedang dalam antrean mau operasi di rumah sakit. Nah, ini yang dikatakan tidak jodoh.

Si Ijo, sudah lama bersama kami. Ibuku membelinya pada bulan November 2002, itu hanya berselang 2 bulan setelah Bom Bali I. sebenarnya kami tidak mampu membeli mobil. Tetapi ibu saya bersikeras dengan alasan untuk jaga-jaga kalau ada yang sakit biar langsung dibawa ke rumah sakit, tidak pinjam mobil disaudara atau tetangga. Ada trauma di masa lalu, ketika bapak dan kakek saya sakit, dan kami mengalami perasaan yang tidak enak meminjam mobil saudara.

Bersama si Ijo saya mulai membuka mata melihat tempat-tempat baru, bersama orang-orang baru yang menyenangkan. Ria Fitriana dan Vira Ramelan adalah geng saya menghabiskan hari sampai pagi haha…  bahkan foto narsis kami yang dibuat di Photobox, baru saya lepas beberapa jam sebelum mobil dibawa pergi. Dengan si Ijo pula, beberapa kisah cinta datang dan pergi. Si Ijo menjadi tempat curahan hati yang paling setia (setidaknya dia tidak cerita ke orang lain!). sampai akhirnya bertemu cinta bapaknya Ryan. Jangan ditanya berapa banyak kenangan kami dengan Si Ijo.

Ijo menjadi saksi ketika saya melahirkan anak pertama dan kedua. Dia yang melaju ditengah malam ketika Ryan mau lahir, dan Jam 3 dini hari ketika Nara mau lahir. Saya meremas jok kulit abu itu ketika kontraksi mulai datang dan pergi hampir setiap 5 menit. Ijo juga yang mengantarkan kami ke rumah sakit jam 11 malam ketika Ryan pada usia 13 bulan, muntah-muntah terus sehingga harus di opname. Ijo juga yang rajin mengantar dan menjemput bapaknya Ryan ke bandara tidak peduli malam, pagi atau siang.

si Ijo menyimpan banyak cerita dan kenangan dengan kami, yang menjejali ruangannya yang sempit. Saya ingin menulis ini untuk Ryan, agar dia ingin bahwa di hari ketika si Ijo pergi adalah pembelajaran pertamanya menghadapi perpisahan. Bahwa ketika Pak Erawan membuka pintu mobil, dia menarik celana panjang saya, ibu… ibu… Pak Erawanpun berhenti dan bilang : “Om, pinjam mobil Ryan dulu ya, nanti Om balikin”. Sampai sekarang, hampir 2 bulan setelah perpisahan itu, belum pernah sekalipun saya bertemu si Ijo di jalan. Jo, semoga kondisimu tambah prima dengan keluargamu yang baru..  kamu selalu ada di hatiku.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda