Minggu, 06 Februari 2011

Betapa hidup itu singkat


(terinsipirasi dari meninggalnya Adjie Massaid)

Pertama saya menanggapi biasa status seorang teman di facebook, too soon to die, Mas Adjie Idolaku. Saya pikir, Adjie itu teman sekantornya di sebuah bank nasional di Denpasar. Siang hari ketika menonton berita siang di Metro TV, barulah saya tahu bahwa yang meninggal adalah Adjie Massaid, seorang politikus, aktor, serta bintang iklan di negeri ini.

Terlahir dengan nama Raden Pandji Chandra Pratomo Samiadji pada tanggal 7 Agustus 1967, Adjie Massaid merintis kariernya dari seorang bintang film, model dan bintang iklan menjadi seorang politikus. Partai Demokrat dipilih Adjie untuk merintis kariernya di bidang politik, sehingga dia terpilih dua kali menjadi anggota DPR pada masa 2004-2009 dan 2009-2014. Selain itu, Adjie juga menjabat sebagai manager sepak bola Under 23 (U23).

Adjie Massaid meninggal tanggal 5 februari 2011 pada umur 43 tahun. Meninggalkan seorang istri dengan 3 orang anak yang masih kecil-kecil. Adjie Massaid meninggal akibat sakit jantung.

Beragam spekulasi berkembang seputar kematian mendadak Adjie Massaid menjadi bahan gossip yang bagus di warungnya Tu De di Sukawati. Kadek Onik (30) seorang ayah muda satu anak dari desa Sukawati mengatakan kemungkinan Adjie Massaid diguna-gunai seseorang.

“Menurutku ini pasti ada hubungannya dengan factor M, magic. Orang dengan jabatan tinggi seperti itu pasti banyak yang iri” kata Dek Onik

Beda lagi dengan Pak Made (60) yang mengatakan kemungkinan Adjie memakai dopping minuman pembangkit stamina di tengah kondisinya  yang kecapekan. Minuman berenergi itu memaksa jantung bekerja lebih cepat padahal sebenarnya dia butuh istirahat.

“Orang kadang tidak melihat situasi dan memaksakan tubuh bekerja lebih. Padahal mungkin saja, kondisinya sudah capek duluan tapi dipaksakan juga”. Ujar Pak Made.

Pak Made mempertimbangkan politisi adalah orang yang selalu sibuk menjalin jaringan. Bertemu dengan semakin banyak orang untuk menabur pesona untuk menarik dukungan.

Ternyata meninggalnya Adjie Massaid tidak hanya memunculkan spekulasi di Sukawati, tadi siang saya melihat Metro TV mengulas penyebab kematian Adjie. Saking seriusnya mereka mengundang satu Dokter, dan tokoh sepak bola, Ronny Patisarani.

Pembawa acara menanyakan Pak dokter (maaf lagi-lagi saya lupa namanya), kenapa Adjie Massaid bisa kena penyakit jantung sampai kemudian meninggal mendadak? bukankah dia makan makanan sehat dan rajin berolah raga?.

Pak Dokter yang tampan itu menjawab, secara medis ada beberapa factor yang menyebabkan penyakit jantung. Bisa saja kelihatannya orang itu makan-makanan sehat dan rajin berolah raga, tetapi ada factor kasat mata yang tidak dilihat orang lain, misalnya tingkat stress seseorang. Stress bisa merangsang hormon jahat yaitu radikal bebas yang bisa membuat penyumbatan pembuluh darah. Kalau tersumbatnya di jantung kemungkinan jadinya penyakit jantung. Kalau sampai meninggal, dokter yang menangani dialah yang lebih tepat menjelaskan.

Terlepas dari penyebab meninggalnya idola teman saya tadi (sampai beberapa kali update status di facebook menuliskan betapa sedihnya dia), yang paling menghenyakan dari peristiwa ini adalah mengingatkan kembali bahwa nafas itu ringkih, setiap saat bisa diambil oleh Tuhan. Setiap ada orang yang meninggal, kita selalu mencari penyebab kenapa seseorang meninggal. Setelah itu menyabar-nyabarkan diri bahwa urutan kita masih jauh. Namun, begitu ada orang yang segar bugar sehabis olah raga kemudian meninggal. Itu mengingatkan kembali kepada kita, setiap saatpun bisa menjadi giliran kita. Tidak peduli kita terkenal, penting, cantik, ganteng atau tidak. Kalau sudah giliran ya harus berangkat. Kita tidak pernah tahu.

Saya menyalakan komputer, menulis dan tergelitik mengisi status di facebook, we don’t know when our time will be, spend more good times with your beloved one. Mas Adjie, meskipun anda tidak mengenal saya, may you rest in peace. Mengutip pernyataan dari seseorang yang saya lupa pernah baca dimana, kami yang disini hanya merawat raga hingga ajal menjemput.
 
Mas Adjie, semoga beristirahat dalam damai dan semoga keluarga yang ditinggalkan mempunyai kekuatan untuk tabah dan ikhlas.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda