Kamis, 03 Februari 2011

TIDUR SIANG


Saya ingat pada pertengahan tahun 2010, Kompas pernah membuat jajak pendapat tentang profesi apa yang masih bisa tidur siang. Dengan mengabaikan peringkat (dan berdasarkan ingatan) pekerjaan yang masih mungkin tidur siang adalah ibu rumah tangga, guru, pensiunan, mahasiswa (sisanya saya tidak ingat). Tentu saja ini tidak termasuk mereka (para professional) yang mencuri-curi tidur disaat bekerja. Anda tentu sering melihat pemandangan seperti ini bukan?.

Ditengah dunia yang serba berkompetisi, tidur siang adalah kemewahan yang sulit didapatkan. Sekedar menselonjorkan badan untuk mengistirahatkan organ sepertinya sulit dilakukan para pekerja sekarang ini. Sewaktu saya bekerja dulu, saya teringat perjuangan menahan rasa kantuk terutama setelah jam makan siang. Sekitar jam 2-3 sore. Mata terasa berat menatap layar komputer dan sepertinya layak untuk diganjar satu batang korek untuk tetap membuatnya melotot.

Tidak dipungkiri bahwa tidur adalah sebuah mendasar kebutuhan bagi setiap makhluk hidup. Berdasarkan sebuah artikel di http://masenchipz.com/manfaat-tidur-siang, Dr Dimitros Trichopoulos dari Harvard School of Public Health mengatakan bahwa tidur sebentar di siang hari bisa mengurangi kemungkinan kematian akibat serangan jantung, terutama untuk lelaki usia muda. Selain itu, tidur siang juga membantu orang bersantai sekaligus mengurangi stress.

Berdasarkan penelitian ini juga, diketahui bahwa para karyawan pria yang tidur sebentar di siang hari, rata-rata memiliki resiko 64 persen lebih rendah meninggal dunia dibandingkan dengan pria-pria yang tidak bekerja, yang hanya memiliki kemungkinan 36 persen lebih rendah.

Namun mengapa para pekerja sering mengantuk setelah makan siang?. Berdasarkan artikel di http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t-86702.html  menurut seorang ahli nutrisi Dr. Allan Spreen, manusia mempunyai waktu makan dengan bioritme tubuhnya sendiri. Kita biasanya memiliki jadwal mkan rutin yaitu waktu makan utama adalah sarapan pada jam 8.00, makan siang pada jam 12.00 dan makan malam pada jam 19.00. Dengan jadwal makan seperti ini, food coma sering terjadi pada jam 10.00 (2 jam setelah sarapan), jam 14.00 (2 jam setelah makan sian) dan jam 16.00 (3 jam sebelum makan malam).  Sehingga dua jam setelah waktu sarapan dan makan siang, tubuh terasa lebih lemah dan mengantuk akibat aktivitas seluruh tubuh mengolah dan menyerap makanan. Sementara tiga jam sebelum makan malam, tubuh terasa lemas akibat kadar gula darah yang menurun.

Menurut Dr. Spreen ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap fit dan tidak mengantuk:
- Jangan lewatkan sarapan pagi. Tanpa sarapan, tubuh tidak memiliki energi untuk beraktivitas sampai siang.
- Hindari makanan yang mengandung gula cukup tinggi seperti tart, coklat. Karena makanan yang berkalori cukup tinggi akan menimbulkan rasa kenyang.
- Khusus untuk makan siang pilihlah porsi sedang, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
- Sambil menanti waktu makan malam, kita bisa makan cemilan atau mengulum permen yang berfungsi mencegah penurunan kadar gula dalam tubuh. Tidak perlu ngemil banyak, asalkan perut tetap dalam kondisi terisi (bukan penuh).

Selain itu, kita juga butuh olah raga untuk menjaga asupan oksigen ke otak. Apabila aliran oksigen lancer ke otak, maka kitapun tidak sering mengantuk.

Namun berdasarkan pengalaman saya, sebagai ibu rumah tangga yang tidak menggunakan jasa pengasuh atau pembantu kadang-kadang sulit untuk bisa tidur siang. Mungkin Kompas melakukan penjajakan untuk ibu rumah tangga di kota besar lengkap dengan bantuan pengasuh atau pembantu. Saya tidak yakin, semua ibu rumah tangga bisa menikmati ‘kemewahan’ tidur siang juga. Tolong diselidiki ibu-ibu di desa. Apalagi dengan dua anak balita, dengan ritme tidur yang tidak teratur. Satu anak tidur, satu lagi masih main dan sebaliknya ketika satunya sudah bangun satunya lagi baru mau tidur.

Memang ada perusahaan yang rela pegawainya tidur siang? yang ada bagaimana menggunakan tenaga pekerja dengan efektif dan efisien sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk lembur. Sekarang hati saya tergelitik untuk membuat penjajakan, apakah para suami rela mengetahui istrinya yang adalah seorang ibu rumah tangga untuk tidur siang sementara anda bekerja? Apakah anda berani menjawab dengan jujur?.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda